18 Berlin. 19. Seattle. 20. Dublin. Tak hanya itu, Arcadis mencatat Indonesia masuk dalam peringkat 100 besar, yaitu di urutan 94, dengan profit sebagai indeks terbesar, dan seimbang untuk sumber daya manusia dan planetnya dengan indeks berada di antara 20% -
Semarang, Idola FM – Sebanyak 12 kota menerima penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia 2018 yang diberikan harian Kompas Rabu 09/01/2019. Penghargaan diberikan kepada kota yang berupaya menerapkan konsep kota cerdas berdasarkan penilaian dan pembobotan enam dimensi yang dikembangkan Boyd Cohen, pegiat kota cerdas internasional. Keenam dimensi itu mencakup lingkungan cerdas, mobilitas, pemerintahan, ekonomi, masyarakat, dan kualitas hidup. Dimensi masyarakat dengan indikator keterhubungan internet, penetrasi telepon seluler, partisipasi warga, tingkat pendidikan, imigrasi, dan pekerjaan industry kreatif memperoleh pembobotan skor paling tinggi. Penilaian berdasarkan dimensi dan pembobotan nilai yang melibatkan penilaian 12 pakar, menghasilkan 12 kota dengan skor tertinggi yang terbagi dalam 4 kategori Kota Metropolitan Surabaya, Semarang, Tangerang Selatan, Kota Besar Denpasar, Surakarta, Malang, Kota Sedang Manado, Salatiga, Yogyakarta, dan Kota Kecil Padang Panjang, Sungai Penuh, Solok. Lima kota di DKI Jakarta tidak ikut dinilai karena tidak memiliki DPRD kota dan tanpa APBD. Lantas, proses penilaian selama ini—indicator apa saja yang dinilai? Dalam mewujudkan sebagai kota cerdas—apa faktor kuncinya? Hal krusial apa yang masih menjadi kendala utama sehingga sebuah kota masih belum bisa dikatakan kota cerdas? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang mewawancara Sosiolog dari Universitas Indonesia UI yang juga salah satu juri Indeks Kota Cerdas Indonesia Daisy Indira Yasmin. Heri CS Berikut wawancaranya
PenyusunanIndeks Pembangunan Smart City di Indonesia Tahun 2018..(Nabil Miftah Irfandha, Jeffry Raja Hamonangan Sitorus) 45 (iv) Pengembangan kota cerdas yang berdaya saing dan berbasis teknologi dan budaya lokal; (v) Peningkatan kapasitas tata kelola pembangunan perkotaan. Penyusunan Indeks Pembangunan Smart City di Indonesia
Memasuki awal tahun 2019, Kota Tangerang Selatan Tangsel meraih penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia 2018 yang diberikan oleh Kompas pada 9/1/2019. Penghargaan tersebut diberikan kepada kota-kota yang dinilai berhasil menerapkan konsep kota cerdas atau smart city. Kota Tangerang Selatan masuk dalam Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI 2018 dalam kategori kota metropolitan dengan mendapat nilai skor sebesar 61,68. “Apapun nilainya, ini merupakan sebuah angka yang harus dievaluasi untuk lebih baik lagi kedepan,” ucap Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany. Saat ini Kota Tangsel sedang fokus kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia SDM. Dengan memberikan pelatihan-pelatihan baik untuk Aparatur Sipil Negara ASN maupun masyarakatnya melalui komunitas yang ada di Tangsel. Airin menambahkan, peran partisipasi masyarakat sangat penting untuk membangun kota cerdas. Tanpa adanya pastisipasi warga, program dan rencana di perkotaan akan sulit dijalankan. Kota Tangerang Selatan saat ini tidak hanya menyediakan infrastruktur untuk layanan publik saja. Namun juga mendorong masyarakat dan industri kreatif melalui berbagai pelatihan yang diberikan dan peningkatan ekonomi kemasyarakatan. Selain itu, Kota Tangsel juga sudah menerapkan pelayanan publik berbasis elektronik, semua sistem pelayanan terpantau secara langsung dan transparan, seperti aplikasi Simanja laporan jalan rusak.
KotaSurabaya dalam Menanggulangi Penyebaran Hoaks literasi digital generasi milenial di Kota Surabaya secara umum berada pada indeks kategori rendah. Komponen tertinggi ditunjukkan oleh Kemampuan Memahami, dengan skor indeks literasi digital 46,8%, pengguna internet Indonesia naik 8,9% dari 171,2 juta pada 2018 menjadi 196,7 juta per Berandapenghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCIIndex Kota Cerdas Indonesia 2018 Indek Kota Cerdas Indonesia 2018 ini menunjukkan data kota-kota di Indonesia dengan beberapa indikator penilaian - Lingkungan - Masyarakat - Ekonomi - Mobilitas - Pemerintah - Kualitas hidup Fanky Christian IT Infrastructure Specialist Chairman DPD DKI APTIKNAS Vice Chairman ASISINDO Secretary ACCI Posting Komentar 0 Komentar 4 Depok. Depok, Jawa Barat adalah kota termahal keempat berdasarkan SBH 2018. Berbatasan langsung dengan Jakarta, kota ini dikenal sebagai rumahnya orang-orang yang bekerja di Jakarta. Total rata

› Utama›Mengukur Kecerdasan Kota di... KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Warga memanfaatkan Koridor Coworking Space di Surabaya, Jawa Timur, Kamis 27/12/2018. Ruang berkumpul gratis tersebut dibangun Pemerintah Kota dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya sentra perekonomian, wilayah kota kian strategis. Akan tetapi, permasalahan kota pun semakin kompleks. Penerapan prinsip kota cerdas dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini, dan tingkat kecerdasan kota dapat diukur secara periodik lewat Indeks Kota pada 2050 sebanyak 70 persen penduduk dunia akan tinggal di perkotaan. Begitu juga di Indonesia. Sesuai data Badan Pusat Statistik BPS, pada 2010, proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan mencapai 49,8 persen. Pada 2030, proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan mencapai 63,4 persen. Seiring jumlah penduduk di kota merangkak naik, dampak dan masalah bermunculan. Tuntutan kebutuhan masyarakat yang harus dilayani oleh aneka fasilitas publik juga diharapkan berputar lancar agar warga bisa hidup sejahtera tanpa memperlebar kesenjangan. Hal yang tak kalah mendesak adalah menjaga kelestarian dan perbaikan masalah mulai bermunculan di setiap kota. Inisiatif dan penyelesaian inilah yang kemudian diapresiasi Kompas dengan menyusun Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI yang dihasilkan menunjukkan sejauh mana implementasi konsep kota cerdas di tiap-tiap kotaDalam IKCI 2018, hanya 93 dari 98 kota yang diikutkan dalam penyusunan. Lima kota di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta tidak dimasukkan karena status lima kota itu berbeda, yakni berlabel kota ke-93 kota ini dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk. Ada empat kategori kota metropolitan atau kota dengan penduduk minimal 1 juta jiwa; kota besar, daerah berpenduduk lebih dari jiwa hingga kurang dari 1 juta jiwa; kota sedang, daerah berpenghuni lebih dari jiwa hingga jiwa. Terakhir, ada kelompok kota kecil yang berpenduduk paling banyak pilarDalam IKCI 2018, konsep kota cerdas dikaitkan dengan semua usaha memecahkan masalah warga kota dan mewujudkan efisiensi sumber daya, termasuk energi. Aktivitas jasa diharapkan bisa didorong maju untuk melayani kebutuhan ini juga menitikberatkan pada upaya menuju pembangunan berkelanjutan. Di ujung nanti, yang juga merupakan pencapaian paripurna kota cerdas, kualitas hidup warga kota diharapkan luasnya konsep kota cerdas, penyusunan indeks ini berbasiskan Lingkaran Kota Cerdas milik Boyd Cohen. Dalam lingkaran tersebut, kota cerdas ini dibangun dari banyak aspek yang bisa dikelompokkan menjadi enam pilar, yakni lingkungan, mobilitas, pemerintahan, ekonomi, masyarakat, dan kualitas dari enam pilar tersebut kemudian diturunkan. Data sekunder terkait 93 kota dikumpulkan dari BPS dan lembaga lain. Angka dan informasi yang terhimpun diolah dan diboboti dengan pendapat 12 pakar. Pemberian bobot menjadi bagian penting agar metodologi yang diadopsi bisa lebih sesuai dengan kondisi cerdasBobot terbesar dari enam elemen kota cerdas ada pada aspek masyarakat, terutama dalam hal pendidikan, kreativitas, dan yang unggul dalam IKCI 2018 umumnya memiliki inisiatif-inisiatif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Surabaya, misalnya, meme nangi posisi pertama kategori kota ini telah mengembangkan pusat industri digital start up dan penyediaan Koridor Coworking Space untuk mendorong industri kreatif. Selain itu, ada Rumah Bahasa yang bisa melayani warga belajar bahasa asing dengan gratis. Teknologi pun telah membantu memudahkan pendidikan di Ridwan Sutriadi, penulis serial buku kota cerdas dari perspektif perencanaan kota yang juga pengajar di Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB, Indonesia sudah memiliki perencanaan pembangunan dari tingkat daerah hingga yang bersifat sektoral dan spasial inilah yang harus dikuatkan dengan ide kota cerdas, yaitu pembangunan berbasis pengetahuan secara kontinu. RATNA SRI WIDYASTUTI DAN IGNATIUS KRISTANTO H/ LITBANG KOMPAS

IndeksPembangunan Manusia (IPM) Kota Yogyakarta Tahun 2017 tertinggi di DIY dengan indeks 85,49 yang berarti kategori "Sangat Tinggi". Indikator apa saja yang berpengaruh pada meningkatnya Dalam rangka mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Cerdas, Pemerintah Kota Yogyakarta saat ini tengah menggodok aplikasi berbasis android, Jogja Smart
Walikota IB Rai Dharmawijaya Mantra tengah Kado awal tahun 2019 diterima Kota Denpasar. Ibu kota Provinsi Bali yang dipimpin Walikota IB Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakil Walikota IGN Jaya Negara ini berhasil menjadi Kota Besar dengan raihan tertinggi Indeks Kota Cerdas Indonesia IKCI 2018 dengan nilai 61,70. Angka tersebut berhasil mengungguli kota besar lainya yakni Kota Surakarta pada posisi kedua dengan nilai 61,03 dan Kota Malang di posisi ketiga dengan nilai 60,23. Penghargaan yang digagas oleh media nasional ini diterima Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra di Jakarta 9/1/2019. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Denpasar, I Dewa Made Agung, mengungkapkan, penilaian tersebut dilakukan dengan berdasarkan model Lingkaran Kota Cerdas oleh Boyd Cohen. Ada 6 indikator penilaian, yakni lingkungan, mobilitas, ekonomi, masyarakat, pemerintahan dan kualitas hidup. Di tahun 2018, sebanyak 93 kota di Indonesia turut andil dalam penyusunan Indeks Kota Cerdas Indonesia ini. Terdapat empat kategori yang menjadi acuan yakni kota metropolitan atau kota dengan penduduk minimal 1 juta jiwa, kota besar, yaitu daerah yang berpenduduk lebih dari 500 ribu jiwa hingga kurang dari 1 juta jiwa, kota sedang, daerah berpenghuni lebih dari 100 ribu jiwa hingga 500 ribu jiwa. Serta kategori kota kecil, atau yang berpenduduk paling banyak 100 ribu jiwa. Rai Mantra mengungkapkan bahwa Pemkot Denpasar terus berupaya melakakukan berbagai inovasi untuk semakin meningkatkan kualitas kota dan masyarakat dari berbagai aspek baik kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan. Berbagai fasilitas dan program pemberdayaan dilakukan seperti revitalisasi sungai dan pasar tradisional, pembinaan UMKM dan wirausaha muda, berbagai festival unjuk kreativitas masyarakat serta pemberdayaan ODGJ melalui Rumah berdaya. "Ke depan, kami akan fokus tentang ekonomi kreatif dan orange ekonomi yang mampu mendukung pengembangan sektor pariwisata dan keberlanjutan kebudayaan, serta yang terpenting bagaimana program dan inovasi pemerintah ini dapat dirasakan kemanfaatnya oleh masyarakat menuju kesejahteraan rakyat itu sendiri," jelas Rai Mantra. Lebih lanjut dikatakan, Pemkot Denpasar pun terus berbenah melalui berbagai inovasi untuk memudahkan akses perlayanan publik untuk masyarakat, seperti adanya Mal Pelayanan Publik di Gedung Graha Sewaka Dharma yang memudahkan masyarakat dalam urusan administrasi dan pelayanan lainnya dalam satu gedung. Masyarakat juga dimudahkan untuk menyampaikan keluhan dan pengaduan secara online melalui aplikasi PRO Denpasar, serta berbagai pelayananan yang disediakan secara online sehingga bisa diakses kapan pun dan di mana pun. Sedangkan di bidang lingkungan, Pemkot Denpasar sudah mulai menginisiasi untuk pengurangan sampah plastik, bahkan sudah mengeluarkan Perwali mulai 1 Januari 2019 pasar modern dan pasar tradisional dilarang menyediakan kantong plastik, Di bidang ekonomi, Pemkot Denpasar juga sudah melakukan menerapkan sistem pembayaran non tunai, sementara dibidang mobiltas Denpasar sudah mulai menyediakan angkutan bus sekolah gratis yang dilengkapi berbagai aplikasi yang canggih dan pemasangan sejumlah CCTV di beberapa titik strategis Kota Denpasar. . 95 337 496 432 121 200 104 313

indeks kota cerdas indonesia 2018